Pengalaman aneh dan tak terlupakan yang saya alami adalah waktu mudik pakai motor tgl 25 Desember 2005.
Waktu itu ada libur panjang akhir tahun, maka saya dan teman-teman sekampung memutuskan mudik pakai motor.
Uang di dompet cuma ada 50 ribu, karena waktu itu tanggal tua dan belum gajian, nasib buruh.. dapat liburan tapi gaji belum cair. Meskipun begitu tapi tetep Pede buat mudik, ngga mikirin nanti masalah dibelakangnya.
Kami start dari kontrakan sekitar jam setengah 6. Dan benar saja, baru masuk lampu merah pertama di Karawang (Karawang memang terkenal Polisinya rajin merazia) sekitar setengah 7 sudah ada razia. Kami berusaha mengumpet dibelakang truk tapi tetap saja ketahuan Polisi (Polisi disini memang sudah pengalaman, jadi ngumpet dimanapun ya ketahuan). Pertama temen saya (Ari & Agus yang berboncengan) disuruh menggir sama polisi, selanjutnya saya yang disuruh minggir. Berhubung mesin masih menyala dan dalam pikiran saya (cuma bawa duit 50 ribu kalau sampai ditilang bahaya dan ngga bakalan bisa mudik), maka saya putuskan kabur dengan sikap nekat (urusannya dibelakang). Polisi yang sedang mau menilang teman saya itu melihatnya dan memutuskan lebih baik mengejar saya. Wuihh.. enak buat teman saya tapi musibah buat saya. Dengan kecepatan penuh, saya terus berusaha cepat-cepat kabur. Sesekali melihat kaca spion masih melihat polisi itu mengejar saya. Akhirnya sampai juga dipasar jadi saya bisa selap selip diantara angkot dan kerumunan orang-orang yang sedang belanja. Disinilah saya bisa lolos dari kejaran Polisi.
Di daerah yang masih asing bagi saya baru tersadar kalau saya kesasar.
Bersambung...
Uang di dompet cuma ada 50 ribu, karena waktu itu tanggal tua dan belum gajian, nasib buruh.. dapat liburan tapi gaji belum cair. Meskipun begitu tapi tetep Pede buat mudik, ngga mikirin nanti masalah dibelakangnya.
Kami start dari kontrakan sekitar jam setengah 6. Dan benar saja, baru masuk lampu merah pertama di Karawang (Karawang memang terkenal Polisinya rajin merazia) sekitar setengah 7 sudah ada razia. Kami berusaha mengumpet dibelakang truk tapi tetap saja ketahuan Polisi (Polisi disini memang sudah pengalaman, jadi ngumpet dimanapun ya ketahuan). Pertama temen saya (Ari & Agus yang berboncengan) disuruh menggir sama polisi, selanjutnya saya yang disuruh minggir. Berhubung mesin masih menyala dan dalam pikiran saya (cuma bawa duit 50 ribu kalau sampai ditilang bahaya dan ngga bakalan bisa mudik), maka saya putuskan kabur dengan sikap nekat (urusannya dibelakang). Polisi yang sedang mau menilang teman saya itu melihatnya dan memutuskan lebih baik mengejar saya. Wuihh.. enak buat teman saya tapi musibah buat saya. Dengan kecepatan penuh, saya terus berusaha cepat-cepat kabur. Sesekali melihat kaca spion masih melihat polisi itu mengejar saya. Akhirnya sampai juga dipasar jadi saya bisa selap selip diantara angkot dan kerumunan orang-orang yang sedang belanja. Disinilah saya bisa lolos dari kejaran Polisi.
Di daerah yang masih asing bagi saya baru tersadar kalau saya kesasar.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar